HIDUP SEKALI, HIDUPLAH YANG BERARTI
Kehidupan di dunia hanya sementara, hidup yang sebenarnya dan sesungguhnya di akhirat sana. Sudahkah kita menjalankan perintah-Nya? Sudahkah kita menjauhi larangan-Nya? Sudahkah kita berbuat baik terhadap sesama? Jika belum, marilah sama-sama kita menjadi manusia yg berguna.Marilah saling membantu antara sesama. Tidak ada yg harus disombongkan dan dibanggakan di dunia yang fana ini. Semuanya hanya titipan-Nya. Rumah mewah, mobil mewah, harta berlimpah akan diambil oleh pemilik-Nya pada waktunya.
Marilah kita perbaiki diri yang hina, bersihkan hati yang gundah gulana, saling memaafkan antara sesama. Jika masih ada iri dan dengki marilah hilangkan bersama. Dalam hidup, pastilah ada salah dan khilaf, karena manusia luput dengan dosa dan khilaf. Oleh karena itu, marilah kita saling memaafkan dan hidup dalam kebaikan.
Waktu ibarat nominal tanpa faktor. Terhitung tapi tak akan pernah berkelipatan. (Endri Cahyo)
Selanjutnya, apa sebenarnya yang paling dekat dengan kita? Sesuatu yang paling dekat itu adalah “kematian”. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wassalam bersabda; “Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya…”. (HR. Ibnu Majah)
Kematian yang datang kepada kita atau kah kita yang datang kepada kematian?
Sahabat, sesungguhnya kitalah yang datang kepada kematian. Karena waktu kematian itu sudah ditetapkan oleh Allah, tak akan bergeser walau sedetik pun. Bahasa ekonominya, “kapan terjadinya kematian itu pas tak bisa ditawar”. Sungguh kematian itu sangat dekat dengan kita. Karena sesungguhnya setiap waktu yang kita lalui ini senantiasa berjalan menuju kematian. Berjalan mendekati finish yang telah ditetapkan-Nya. Semoga kita senantiasa menjadi pribadi yang cerdas, yaitu pribadi yang senantiasa selalu mempersiapkan diri untuk hari kematian. Karena kematian adalah titik awal dari kehidupan yang sebenarnya (syurga/neraka). Kehidupan adalah tempat singgah sementara kita untuk mengumpulkan bekal.
“Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti"
By: Fitri randia ningsih
Ig : @ningsihfitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar